Dana Rehabilitasi Yogyakarta Membengkak

Menteri Keuangan sudah bertemu dengan beberapa negara donor.

Pemerintah memperkirakan dana tanggap darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi Yogyakarta dan Jawa Tengah pascabencana gempa bisa membengkak Rp 500 miliar menjadi Rp 1,5 triliun. Kami harapkan setidaknya 50 persennya datang dari luar negeri, kata Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta kemarin.

Wakil Presiden menjelaskan, sejumlah donator dari luar negeri telah menawarkan bantuan dana kepada pemerintah. Menteri Keuangan, kata dia, sudah bertemu dengan beberapa negara donor. Tapi saya belum tahu hasilnya.

Sabtu lalu, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie mengatakan, kebutuhan rekonstruksi Yogyakarta dan Jawa Tengah sekitar Rp 1,075 triliun.

Menteri Koordinator Perekonomian Boediono menambahkan, 17 negara asing dan sembilan lembaga internasional sudah memberikan pernyataan kesanggupannya membantu korban gempa di Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Rencananya hari ini, kata dia, negara-negara donor itu akan bertemu dengan Menteri Aburizal membahas secara spesifik bantuan yang dibutuhkan. Selain dana, ada bantuan makanan dan obat-obatan, termasuk kebutuhan dokter atau ahli membangun kembali daerah yang terkena bencana, kata Boediono

Boediono juga menegaskan, pemerintah tidak akan membahas keringanan (moratorium) utang Indonesia berkaitan dengan gempa di Yogyakarta dan Jawa Tengah itu dalam pertemuan Consultative Group on Indonesia (CGI) mendatang. Pemerintah hanya akan menjelaskan langkah-langkah yang sudah diambil dalam tahap rehabilitasi dan rekonstruksi.

Pemerintah juga tidak akan membentuk badan rekonstruksi dan rehabilitasi seperti Aceh. OKTA M | AGUS S | YUDHA

Sumber: Koran tempo, 30 Mei 2006

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan