Busyro-Basrief Apa Bisa?

"Kami berharap ketenangannya seperti ketenangan air sungai yang bisa menenggelamkan"

Dua lembaga penegak hukum mendapat pemimpin baru kemarin. Dewan Perwakilan Rakyat memilih Busyro Muqoddas sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi menggantikan Antasari Azhar. Sedangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memilih Basrief Arief sebagai Jaksa Agung menggantikan Hendarman Supandji. Indonesia Corruption Watch percaya Busyro tidak akan mengecewakan publik. Profil Busyro yang tidak “segalak” Bambang Widjojanto, kandidat Ketua KPK yang tersingkir, diharapkan bisa menjadi nilai lebih.“Kami berharap ketenangannya seperti ketenangan air sungai yang bisa menenggelamkan,”kata Wakil Koordinator ICW Adnan Topan Husodo.

Namun Topan sangsi terhadap kemampuan Basrief, demikian pula Direktur Pusat Kajian Antikorupsi Universitas Gadjah Mada, Zainal Arifin. Zainal mengaku tak yakin Basrief, bekas Wakil Jaksa Agung, bisa membereskan berbagai masalah di lingkungan kejaksaan. Menurut dia, lantaran kejaksaan bobrok, maka kebobrokan itu mestinya dihela bukan oleh orang dalam.

Pemilihan Basrief, menurut Zainal, mengurangi optimismenya dalam pemberantasan korupsi. Soalnya, ia tak yakin Kejaksaan Agung bakal bisa bekerja sama dengan KPK. Padahal pemberantasan korupsi mutlak memerlukan kerja sama di antara lembaga penegak hukum. Kalau kerja sama sulit, bagaimana bisa berduet dengan baik?katanya. ISMA SAVITRI |AMIRULLAH | BUNGA MANGGIASIH | EKO ARI | DWI WIYANA

BUSYRO MUQODDAS
LAHIR: Yogyakarta, 17 Juli 1952
PENDIDIKAN:

  • Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
  • Pada 10 Agustus 2010 meraih gelar doktor (disertasi "Kasus Komando Jihad Ditinjau dari Perspektif dan Transparansi Kekuasaan Kehakiman")

KARIER:

  • Direktur Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (1983)
  • Ketua Komisi Yudisial (2005-2010)

BASRIEF ARIEF
LAHIR: Tanjung Enim, 23 Januari 1947
PENDIDIKAN:

  • Fakultas Hukum Universitas Andalas, Padang
  • Pascasarjana Universitas Padjadjaran, Bandung

KARIER:

  • Kepala Kejaksaan Tinggi DKI, Jaksa Agung Muda Intelijen, Wakil Jaksa Agung (2005- 2007), dan Ketua Tim Terpadu Pencari Pelaku Tindak Pidana Korupsi (2007).

---------------------
Busyro Diyakini Menang Sebelum Pemilihan
“Bambang bisa menjadi ancaman buat mereka.”

Busyro Muqoddas akhirnya menjadi orang nomor satu di Komisi Pemberantasan Korupsi. Mantan Ketua Komisi Yudisial itu menjadi Ketua KPK setelah unggul dalam dua putaran pemilihan di Komisi III Bidang Hukum Dewan Perwakilan Rakyat kemarin.

Pada pemilihan putaran pertama, Busyro mengungguli Bambang Widjojanto, aktivis lembaga bantuan hukum, yang juga lolos hingga babak akhir seleksi calon pemimpin KPK. Dari 55 suara di Komisi Hukum, Busyro mengumpulkan 34 suara. Adapun Bambang mengumpulkan 20 suara. Sedangkan 1 suara abstain.

Pada putaran kedua, perolehan suara Busyro melejit. Bahkan jumlah suaranya mengungguli para pemimpin KPK sebelumnya. Dia mengumpulkan 43 suara, jauh di atas Wakil Ketua KPK Bibit Samad Rianto (10 suara), M. Jasin (2 suara), Haryono Umar (nihil), dan Chandra M. Hamzah (nihil). “Dengan demikian, calon pengganti Ketua KPK adalah Saudara Busyro Muqoddas,” kata Ketua Komisi Hukum Benny Kabur Harman.

Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia Teten Masduki yakin Busyro sudah terpilih sebelum pemungutan suara. “Selera politik mereka lebih ke Busyro,” kata Teten, Rabu malam lalu, ketika uji kepatutan dan kelayakan masih berjalan.

Menurut Teten, rekam jejak dan gaya Bambang yang galak dan tanpa kompromi membuat tidak nyaman sebagian anggota DPR. “Bambang bisa menjadi ancaman buat mereka,”ujar Teten. Apalagi, saat ini, KPK masih menangani dugaan korupsi yang melibatkan sejumlah anggota DPR.

Rabu lalu, Busyro dan Bambang menjalani uji kepatutan dan kelayakan.Kedua kandidat meladeni pertanyaan anggota Komisi Hukum selama tiga jam lebih. Uji kelayakan yang mulai tengah hari itu berlangsung hingga menjelang tengah malam.

Hingga menjelang pemilihan kemarin, perwakilan fraksi di Komisi III kompak menyamarkan dukungan mereka. Caranya beragam. Ada yang menyebutkan bahwa kedua calon samasama mumpuni. Ada yang menyatakan kedua calon sama-sama berpeluang. Ada juga politikus yang menyatakan kesulitan memilih salah satu di antara kedua tokoh.

Meski disamarkan, dukungan terhadap Busyro sudah lama tercium. Partai-partai yang tergabung dalam Sekretariat Gabungan Partai Koalisi, misalnya, sudah mengisyaratkan mendukung Busyro sejak dua bulan lalu.“Sepertinya yang lebih tua,” kata Wakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan M. Romahurmuziy kepada wartawan di kantor Sekretariat Gabungan, Jalan Diponegoro, Jakarta, 21 September lalu. “Tentu yang lebih wise,” kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa Marwan Jafar saat itu.

Wakil Koordinator Indonesia Corruption Watch Adnan Topan Husodo mengatakan sudah menduga sejak awal bahwa Busyro bakal terpilih. Karakter Busyro yang kalem, menurut dia, lebih disukai para anggota DPR ketimbang Bambang, yang terkesan garang. “Kedua orang itu sama baiknya,” kata Adnan.“Tapi anggota DPR enggak bisa menduga-duga apa yang akan dilakukan Bambang jika terpilih.” ARYANI K | AMIRULLAH | BUNGA M | CORNILA D | ISMA S | KURNIASIH B | JAJANG

Sumber: Koran Tempo, 26 November 2010

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan