BURT DPR ke Mesir Habiskan Rp 760 Juta

Keberangkatan Dilakukan Diam-diam dan Menghindari Pers

Sebanyak 15 anggota Badan Urusan Rumah Tangga Dewan Perwakilan Rakyat, Jumat (16/12) dini hari, bertolak ke Mesir dengan alasan studi banding. Anggaran yang dihabiskan untuk kegiatan ini menurut keterangan Sekretariat Jenderal DPR sebesar 76.170 dollar AS atau sekitar Rp 760 juta.

Berdasarkan data Setjen DPR, rombongan terdiri dari Ketua BURT Roestanto Wahidi Dirdjojuwono (PD/Jawa Barat II), Mukhtarudin (PG/Kalteng), Zainudin Amali (PG/Gorontalo), Suwignyo (PDI-P/Jatim VIII), Rendhi Lamadjido (PDI-P/Sulawesi Tengah), dan Elva Hartati Murman (PDI-P/Bengkulu).

Lainnya adalah Wakil Ketua BURT Ebby Jauharie (PG/Banten II), Nizar Dahlan (PBB/Sumbar II), Soeharsojo (PG/Jateng V), Syahrial Agamas (PPP/Riau), Uray Faisal Hamid (PPP/Kalbar), Denny Sultani Hasan (PD/Banten II), Djoko Edhi Soetjipto (PAN/Jatim X), Choirul Sholeh Rasyid (PKB/Jatim IV), dan Abdullah Azwar Anas (PKB/Jatim III). Ikut juga menyertai rombongan adalah Kepala Biro BURT Setjen DPR Cholida Indryana dan Kepala Subbagian BURT Suparyanti.

Hampir setengah rombongan merupakan anggota BURT yang baru. Mereka resmi menjadi anggota BURT pada 15 November 2005.

Keberangkatan rombongan BURT ini dilaksanakan secara diam-diam. Ketika sejumlah wartawan hendak mengonfirmasi soal ini ke Sekretariat BURT, Kamis malam, semua staf di sana diam. Suparyanti yang ternyata ikut rombongan mengatakan kepada pers bahwa keberangkatan ke Mesir itu tak jadi karena sudah dilarang pimpinan. Ia juga mengatakan bahwa Djoko Edhi bukan anggota BURT lagi.

Rendhi Lamadjido yang pada Kamis malam juga sempat bertemu wartawan di ruangan sekretariat BURT juga menyanggah ketika ditanya soal itu. Saya mau ke NTT, kilahnya

Nama-nama anggota BURT yang berangkat itu akhirnya diketahui secara pasti kemarin sore setelah Wakil Ketua DPR Zaenal Ma’arif mendesak Wakil Sekjen DPR I Gusti Ayu Darsini untuk memberikannya kepada pers.

Terkait dengan soal perizinan, Zaenal juga meluruskan berita yang beredar sebelumnya bahwa kegiatan tersebut tak mendapat izin dari pimpinan DPR. Zaenal mengakui, Rapat Pimpinan DPR sebelumnya pernah melarang kegiatan itu untuk efisiensi anggaran. Namun belakangan, keputusan itu diubah setelah pihak BURT menunjukkan adanya permintaan parlemen Mesir untuk menghadiri acara pelantikan parlemen di sana.

Karena ada alasan itu, akhirnya kami memahami. Kami juga khawatir apabila dibatalkan bisa membuat citra parlemen Indonesia menjadi buruk, ujarnya.

Soal jadwal kegiatan studi banding, Zaenal sendiri belum pernah mendapatkannya. Ketika dia meminta ke Setjen DPR untuk membagikan ke pers, Darsini tak memberikan dengan alasan petugas di BURT sedang tidak ada. (SUT)

Sumber: Kompas, 17 Desember 2005

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan