Buron Pembalakan Liar Diboyong ke Indonesia

Adelin Lis sempat kabur.

Adelin Lis, 49 tahun, buron kakap kasus pembalakan liar, akhirnya diterbangkan dari Beijing, Cina, ke Jakarta. Adelin dikawal langsung Konsul Kejaksaan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Cina, Yan Maringka. Mereka tiba di Bandar Udara Soekarno-Hatta pada pukul 16.20 WIB kemarin.

Adelin adalah Direktur PT Inata Yimber dan PT Keang Nam, tersangka penebangan liar di Mandailing Natal, Sumatera Utara. Negara dirugikan Rp 225,63 triliun oleh PT Inata dan Rp 2,29 triliun oleh PT Keang dalam kasus ini. Karena kabur, Adelin dimasukkan ke daftar pencarian orang Kepolisian Daerah Sumatera Utara pada 22 Februari 2006.

Sekretaris Jaksa Agung Muda Intelijen N.E. Worotikan mengatakan Adelin ditangkap di Beijing pada Jumat lalu. Penangkapannya diawali saat Adelin, sehari sebelumnya, mendatangi Kedutaan Besar RI di Beijing untuk memperpanjang masa berlaku paspornya. Karena tak membawa pasfoto, ia pulang dan berjanji akan kembali keesokan harinya.

Juru bicara Departemen Luar Negeri, Desra Percaya, mengatakan staf Kedutaan Besar RI curiga karena Adelin tak dapat menunjukkan bukti izin tinggal di Cina. Selain itu, alasan perpanjangan masa berlaku paspornya dianggap janggal. Ia mengaku sedang mengikuti pendidikan di Cina.

Setelah Kedutaan Besar RI mengontak Jakarta, ternyata diketahui Adelin masuk daftar pencarian orang dan dicekal Kejaksaan Agung. KBRI lalu melakukan antisipasi dan koordinasi dengan Jakarta, kata Desra.

Ketika keesokan harinya Adelin benar-benar datang menyerahkan pasfoto, KBRI langsung menahannya dan menyita paspornya. Pada Kamis malam, kata Desra, Adelin sempat dikunjungi H, anak laki-lakinya, berusia sekitar 20 tahun.

Pada Jumat pagi, Adelin mengeluh sakit di bagian dada. Dia bilang sakit jantung dan maag, tuturnya. Staf KBRI segera membawanya ke Rumah Sakit Wujing di Beijing, tapi Adelin tidak mau. Ia meminta rumah sakit yang lebih bagus.

Akhirnya, Adelin dibawa kembali ke KBRI. Sekitar pukul 18.00, lagi-lagi Adelin mengaku sakit dan staf KBRI kembali mengantarnya ke Rumah Sakit Wujing. H ikut dalam rombongan. Dalam perjalanan itu, Adelin minta dibelokkan ke Klinik Sino German.

Staf KBRI mengikuti permintaan Adelin. Setelah diperiksa di klinik itu, Adelin diperbolehkan pulang.

Saat keluar dari klinik itulah Adelin kabur. Tiga orang petugas berusaha mengejarnya, tapi mereka dihadang sekitar 20 orang yang tak dikenal. Sempat terjadi pemukulan, penendangan, dan penyekapan terhadap tiga anggota staf KBRI. Satu di antara empat anggota staf KBRI lolos dari pemukulan karena terus mengejar Adelin.

Di pelataran parkir Hotel Sheraton Beijing, sekitar 100 meter dari Klinik Sino German, anggota staf KBRI itu dan satu orang tak dikenal memperebutkan Adelin. Kejadian itu menarik perhatian petugas keamanan Hotel Sheraton. Ketiganya ditangkap, lalu dibawa ke kantor polisi. Usaha pelarian itu pun gagal.

Adelin kemarin langsung diterbangkan lagi ke Medan untuk diserahkan ke Kepolisian Daerah Sumatera Utara. KURNIASIH BUDI | EKO ARI WIBOWO | PRAMONO

Sumber: Koran Tempo, 10 September 2006

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan