Bupati Simalungun Dimintai Keterangan

Penyelidikan kasus dugaan penyuapan di tubuh Mahkamah Konstitusi terus berlanjut. Komisi Pemberantasan Korupsi meminta keterangan Bupati Simalungun Jopinus Ramli Saragih dalam perkara dugaan upaya menyuap hakim Mahkamah Konstitusi.

Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johan Budi mengatakan, JR Saragih mulai diperiksa pukul 09.20, Jumat (14/1). Dia datang didampingi pengacaranya, Viktor Nadapdap. ”Saragih dimintai keterangan terkait penyelidikan dugaan korupsi di MK,” katanya.

Ketua MK Mahfud MD melaporkan JR Saragih dan dua kuasa hukumnya, Refly Harun dan Maheswara Prabandono, ke KPK. Ketiganya diduga melakukan upaya penyuapan kepada hakim MK atau sebagai pihak yang diduga mengetahui adanya penyuapan. Waktu itu JR Saragih sebagai pihak yang pernah beperkara di MK.

Sebaliknya, Refly bersama anggota Tim Investigasi, yang dibentuk MK, melaporkan hasil temuan timnya soal adanya dugaan pemerasan dan penyuapan yang dilakukan oleh salah seorang hakim MK.

Seusai diperiksa, JR Saragih menolak telah mencoba menyuap hakim MK. Dia menyatakan, pernyataan Refly dan Maheswara soal amplop berisi Rp 1 miliar yang disiapkan untuk hakim MK tidak benar. Selain itu, dia juga menampik dugaan keterlibatan hakim MK, Akil Mochtar.

Anak hakim MK
Pada hari yang sama KPK juga memeriksa putri hakim konstitusi Arsyad Sanusi, Neshawati. Neshawati mengaku kedatangannya ke KPK hanya untuk melengkapi berkas-berkas.

Neshawati juga termasuk yang dilaporkan karena diduga pernah menemui calon bupati Bengkulu Selatan, Dirwan Mahmud. Dirwan adalah pemohon uji materi terhadap Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang mengaku pernah diperas adik ipar hakim Arsyad Sanusi, Zaimar. Dia juga mengaku pernah muncul di apartemen Arsyad bertemu dengan Neshawati Arsyad untuk meminta tolong menangani perkaranya agar menang.

Kepada wartawan, Neshawati mengakui pernah meminjamkan uang kepada Makhfud, panitera pengganti MK. ”Memang mintanya (Makhfud) Rp 5 juta. Itu untuk Lebaran. Waktu itu dia mau pergi ke Semarang untuk perjalanan pulang. Dia butuh itu untuk keperluan keluarga,” kata dia. (AIK)

Sumber: Kompas, 15 Januari 2011

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan