Bupati Kutai Bantah Nonton Piala Dunia

Rombongan ke Belanda dan Swiss mencapai 80 orang.

Wakil Bupati Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Syamsuri Aspari mengatakan kepergian Bupati Syaukani H.R. dan rombongan pejabat Kutai ke Belanda dan Swiss untuk menghadiri undangan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan mengikuti festival budaya. Dia membantah keberangkatan rombongan itu untuk menonton turnamen sepak bola Piala Dunia di Jerman.

Mereka sedang mempromosikan Kutai Kartanegara ke dunia internasional, kata Syamsuri di Tenggarong kemarin. Bupati Syaukani akan menyampaikan program zona bebas pekerja anak di daerahnya dalam sidang Organisasi Buruh Dunia (ILO) di Jenewa, Swiss. Selain itu, rombongan menuju Den Haag, Belanda, untuk mengikuti Festival Tongtong 2006 dan peluncuran saluran televisi kabel Garuda TV.

Menurut Syamsuri, rombongan yang berangkat pada 23 Mei dan 28 Mei adalah pejabat daerah dan pekerja seni Dayak. Mereka terdiri dari 30 orang pejabat dan 50 pekerja seni dari Yayasan Lantjong dan penari Dayak. Besarnya rombongan karena banyak agenda yang harus diikuti. Mereka juga mengikuti pameran budaya di Den Haag, katanya.

Tentang biaya pemberangkatan rombongan ini, kata Syamsuri, tidak ditanggung oleh Kutai sepenuhnya. Pemerintah Belanda, sebagai pengundang, menanggung sebagian biaya. Selebihnya menjadi tanggungan Pemerintah Daerah Kutai. Ya, pemerintah Belanda menanggung. Soal perinciannya, saya tidak hafal, kata dia.

Akibat kepergian mereka, Pemerintah Daerah Kutai Kartanegara dikendalikan oleh Wakil Bupati Syamsuri Aspari, Asisten I Aji Ridwan Sya'ranie, dan Asisten III Rosli O.M.S. Meski demikian, kata Syamsuri, pelayanan kepada masyarakat tidak terganggu karena dirinya diberi kewenangan mengambil kebijakan oleh Bupati Syaukani.

Keberangkatan rombongan pejabat dan seniman ini sempat menyulut kabar tak nyaman karena waktunya berdekatan dengan pelaksanaan Piala Dunia di Jerman. Barisan Oposisi Murni Kutai Kartanegara termasuk yang mempermasalahkan kepergian mereka. Alasan mereka tidak masuk akal, kata Wakil Ketua barisan Oposisi Djunaidi. Jika ingin berpromosi sebenarnya cukup di dalam negeri dan tidak perlu ke Belanda dan Swiss.

Syamsuri mengatakan, gara-gara kabar miring di Tanah Air, dia membatalkan beberapa agenda penting di Belanda dan Swiss. Bahkan rencana pertemuan dengan Kepala Kepolisian RI Jenderal Sutanto di Jakarta juga dibatalkan. Dia mempercepat kepulangan ke Kutai meskipun harus meninggalkan para seniman yang sedang mengikuti pameran di Belanda. gunawan wibisono

Sumber: Koran tempo, 12 Juni 2006

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan