Buku Serial SBY Harus Ditarik

Koalisi Pendidikan mendesak penghentian peredaran buku serial SBY di sekolah-sekolah. Koalisi yang beranggotakan guru dan pengamat pendidikan ini menilai, serial buku SBY bermuatan politik dan berpotensi mempolitisasi pendidikan.

Koordinator Divisi Monitoring Pelayanan Publik Indonesia Corruption Watch (ICW) Ade Irawan meminta Kementerian Pendidikan segera menarik 10 buku serial SBY dari sekolah. Pengadaan buku SBY menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) dinilai tidak tepat, sebab seharusnya, dana DAK lebih baik digunakan untuk memperbaiki fasilitas dan infrastruktur sekolah.

Ade mencurigai beredarnya buku berisi banyak sanjungan kepada penguasa ini bermuatan politik. Ada pihak-pihak tertentu yang mencoba menjilat presiden dengan memanfaatkan peluang di bidang pendidikan. Kementerian Pendidikan seakan memaksakan untuk memasukkan buku-buku serial SBY ke kurikulum sekolah. "Kementerian Pendidikan Nasional besikeras mengatakan buku itu bagus, pengadaannya sesuai prosedur. Ini merupakan percobaan politisasi pendidikan, menunggangi pendidikan sebagai alat politik," tukas Ade dalam konferensi pers di sekretarian ICW, Kamis (27/01/2011).

Potensi korupsi dari pengadaan buku ini secara besar-besaran juga menjadi perhatian ICW. Ade menyebut, alokasi anggaran untuk produksi buku ini mencapai 35 persen dari total dana DAK. "Padahal, dana DAK ini sangat besar, Rp 9,3 triliun ditambah 10 persen anggaran daerah untuk pendidikan," ujar Ade.

Koordinator Forum Musyawarah Guru Jakarta, Retno Listyarti, menilai pengadaan buku ini tidak tepat, karena tidak sesuai dengan kebutuhan siswa. Buku serial yang dimasukkan ke dalam kategori buku pengayaan untuk pendidikan karakter siswa ini, menurut Retno, terkesan memaksa. "Sebagai guru, saya menganggap buku sastra lebih pas, karena bisa memperhalus budi bahasa siswa. Kalaupun buku biografi, sebaiknya tidak mengkultuskan seseorang tertentu. Bisa dipilih misalnya, buku biografi 100 tokoh Indonesia," ujar Retno.

Sebanyak 10 buku serial tentang presiden SBY beredar di sejumlah SMP. Empat dari 10 buku itu telah lolos seleksi dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional dengan kategori bintang tiga (sangat baik), yakni Jalan Panjang Menuju Istana, Merangkai Kata Menguntai Nada, Memberdayakan Ekonomi Rakyat Kecil, dan Jendela Hati. Tiga buku lainnya, berpredikat bintang dua (bagus), yakni Adil Tanpa Pandang Bulu, Peduli Kemiskinan, dan Diplomasi Damai. Sementara, tiga buku lainnya berpredikat bintang satu (cukup bagus), yakni Menata Kembali Kehidupan Bangsa, Indahnya Negeri Tanpa Kekerasan, dan Berbakti untuk Bumi.Farodlilah

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan