BPK Periksa Lapangan Terbang Jember

Tim audit investigasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) kemarin mulai melakukan pemeriksaan langsung lapangan terbang Notohadinegoro, Jember, Jawa Timur. BPK belum bersedia mengungkapkan temuan awal mereka. Namun, menurut sejumlah LSM, pemeriksaan itu terkait sejumlah penyimpangan dalam proyek pembangunannya.

Auditor BPK, Tohir Hamzah, kemarin memeriksa lapangan terbang yang terletak di Desa Wirowongso, Kecamatan Ajung, itu bersama pemimpin proyek, Bogie Sugihartono. Tohir tampak serius memeriksa kondisi landasan pacu. Bogie yang juga staf Dinas Perhubungan Kabupaten Jember terlihat menjelaskan beberapa hal.

Saat ditanya soal pemeriksaan itu, Tohir enggan menjelaskan detail audit yang dilakukannya. Ini masih diperiksa. Saya hanya ingin melihat kondisi lapangan terbang, katanya.

Sikap sama dilakukan Bogie Sugihartono. Saat didekati wartawan, ia sudah melontarkan penolakan. Maaf ya. Sementara ini jangan dulu, katanya dari kejauhan.

Ketua tim audit investigasi BPK, Sarjono, membenarkan bahwa pihaknya memeriksa kondisi lapangan terbang. Soal kewajaran pelaksanaan proyek, katanya. Selain kondisi fisik, BPK juga memeriksa belanja dana tak tersangka 2005 yang dilimpahkan dari Badan Pengawas Provinsi Jawa Timur.

Proyek lapangan terbang, menurut Ketua Komisi C DPRD Jember, Moch. Asir, telah menghabiskan dana sekitar Rp 25 miliar.

Dengan uang sebesar itu seharusnya lapangan sudah hampir selesai keseluruhan. Seharusnya sudah lengkap ada gedung, navigasi, runway, dan selesai 2005 ini, katanya.

Menurut dia, hingga saat ini baru landasan pacu yang dibangun berupa jalan aspal sepanjang 1.100 meter, tanpa kelengkapan standar untuk transportasi pesawat terbang lainnya.

Kendati begitu, semasa Bupati Jember dipegang Samsul Hadi Siswoyo, lapangan terbang ini pernah didarati pesawat yang membawa Abdurrahman Wahid, Menteri Perhubungan Hatta Radjasa, dan beberapa anggota DPR sebagai uji coba pada 9 Januari 2005.

Belum layaknya lapangan terbang ini sempat membuat Penjabat Bupati Sjahrazad Masdar melarang lapangan ini didarati pesawat. Namun, dalam pemilihan kepala daerah lalu, tanpa sepengetahuannya, tim sukses seorang calon bupati menggunakannya untuk mendaratkan Cessna bagi kepentingan kampanye. Untung tak terjadi musibah, ujarnya. MAHBUB DJUNAIDY

Sumber: Koran Tempo, 12 Juli 2005

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan