BP Transjakarta Jamin Tiketing Tidak Bocor [02/07/04]

Badan Pengelola Transjakarta menjamin tidak ada kebocoran dalam sistem tiketing bus transjakarta selama hampir enam bulan ini. Saat ini di tiap halte telah diberlakukan sistem komputerisasi. Jadi, saat calon pengguna jasa menyerahkan uang dan mendapatkan tiket, otomatis akan tercatat di panel komputer yang berada dibelakang petugas loket.

Hal itu dikatakan Kepala BP Transjakarta Irzal Z Djamal, Kamis (1/7), menanggapi pernyataan aktivis konsumen Agus Pambagio bahwa tiketing busway rawan kebocoran karena belum dikomputerisasi.

Tiap orang yang masuk ke halte, harus melewati turnstile atau barrier. Untuk mendapatkan verifikasi data antara jumlah penumpang yang beli tiket dengan penumpang masuk kita lakukan pengamanan manual agar tidak ada kebocoran pendapatan tiket, ujarnya.

Sebelumnya Agus Pambagio mengatakan, sistem tiketing bus transjakarta rawan kebocoran dan harus segera diaudit. Sebab, ternyata sistem itu belum online. (Kompas, 1/7).

Irzal menegaskan, pengecekan manual dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu operator tiket PT Lestari Abadi dan pihak BP Transjakarta. Keduanya harus membuat berita acara mengenai jumlah penumpang dan tiket terjual. Petugas pengecekan pun akan terus diganti dan diacak.

Ditambahkan, pengecekan tiket tidak hanya dilakukan menjelang malam hari, namun beberapa kali sehari, tergantung padat tidaknya halte.

Uang pendapatan tiket diambil tiga kali sehari dan dikawal aparat kemanan. Paling lambat esok harinya, uang harus disetor ke Bank DKI. Jika ada tiket yang tertolak mesin barrier, penumpang masuk melalui pintu darurat. Hanya petugas khusus yang memegang kunci itu, tegas Irzal.

Namun, Irzal mengakui, belum semua hal menyangkut tiketing itu bisa diverifikasi secara elektronik.

Meski demikian, beberapa warga mengatakan, tetap harus ada pengawasan terhadap mekanisme kerja BP Transjakarta. Kalau memang dijamin tidak ada kebocoran, apa jaminan itu? Seharusnya hal itu dikatakan kepada publik, kata Ari, pegawai sebulah lembaga di Jalan MH Thamrin.

Warga masih mengeluhkan ongkos transportasi yang tetap mahal meski sudah ada busway yang disubsidi APBD. (IVV)

Sumber: Kompas, 2 Juli 2004

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan