Tidak kurang dari 50 mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), Kamis (28/7) menggelar aksi unjuk rasa. Mereka menolak rencana kenaikan gaji bagi anggota DPR dan pejabat negara lainnya.

Aksi mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahassiwa (BEM) Keluarga Mahasiswa (KM) dan sejumlah fakultas di UGM berlangsung di Bulevard kampus setempat. Mereka menilai kenaikan gaji bagai pejabat sebagai tindakan tidak manusiawi dan cermin pejabat tidak memikirkan penderitaan rakyat.

Jika benar pejabat menaikan gaji mereka, maka mereka telah benar-benar

bobrok moralnya. Di tengah penderitaan rakyat yang tengah mengalami berbagai masalah, mreka justru memikirkan nasibnya sendiri, kata Presiden Mahasiswa UGM, Hanta Yudha.

BEM UGM mengatakan, saat ini Indonesia didera berabgai masalah. Dari masalah busung lapar , kelangkaan BBM, virus burung dan lain sebagainya. Tetapi mengapa justru pejabat seenaknya menaikan gaji mereka. Apalagi mereka menyerukan kepada rakyat untuk berhemat. Yang lebih menyedihkan lagi, mereka juga seolah tiada beban untuk jalan-jalan ke luar negeri dengan dalih studi banding atau kunjungan dans ebagainya, tegas Hanta.

Dalam aksinya itu, para mahasiswa juga mengusung sejumlah spanduk dan poster. Seperti ''Rakyat Miskin Pejabat Hura-hura, Pejabat Penghianat, DPR Tidak Berhatinurani'' dan berbagai sepanduk lain yang I ntinya mengecam rencana kenaikkan gaji DPR, presiden, wakil presiden dan pejabat negara. Kenaikkan gaji tersebut dinilai sangat tidak manusiawi karena tidak mempertimbangkan kondisi rakyat.

Usai melakukan aksi di Bulevard, para mahasiswa melanjutkan aksinya ke gedung DPRD DIY di Jalan Malioboro. Mereka kembali menyuarakan tuntutan yang sama yaitu menolak rencana kenaikkan gaji pejabat negara dan anggota legislatif. Dalam aksinya itu, para mahasiswa juga mendesak agar pemerintah memprioritaskan penyelesaian sejumlah kasus termasuk menangani korupsi dan mengatasi wabah flu burung. (AZ/OL-1)

Penulis: Amirudin Zuhri

Sumber: Media Indonesia online, Kamis, 28 Juli 2005 12:50 WIB