Bambang Widjojanto dan Yunus Lolos; Rekam Jejak Calon dari Jaksa dan Polisi Dicermati

Praktisi hukum Bambang Widjojanto dan Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Yunus Husein dinyatakan lolos seleksi profile assessment atau psikotes calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode mendatang.

Keduanya lolos bersama delapan orang lainnya. Mereka adalah, Abdullah Hehamahua, Abraham Samad, Adnan Pandupradja, Aryanto Sutadi, Egi Sutjiati, Handoyo Sudrajat, Sayid Fadhil, dan Zulkarnain.

Ketua Pansel Calon Pimpinan KPK yang sekaligus Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar memastikan, sepuluh orang calon pimpinan KPK merupakan calon yang kredibel. Mereka akan menjalani proses wawancara oleh pansel.

”Wawancara akan digelar pada 15 Agustus 2011 mulai pukul 07.00,” kata Patrialis di kantor Kementerian Hukum dan HAM, Kamis (4/8).

Dia berharap, proses wawancara itu akan berakhir sebelum azan magrib berkumandang. Dengan begitu, proses itu akan selesai sebelum waktu buka puasa tiba. ”Kita berharap dari 10 orang itu bisa selesai pukul 17.30,” katanya.

Pansel akan dibantu Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI) untuk menelusuri rekam jejak para calon yang lolos. Hasil rekam jejak akan diserahkan kepada Pansel Pimpinan KPK pada 13 Agustus.

”Pada 13-14 Agustus kami akan rapat, setelah proses wawancara, kami akan memilih 8 orang yang akan diserahkan ke Presiden pada 18 Agustus. Baru tanggal 19 Agustus akan diserahkan ke DPR,” kata Patrialis.

Pansel Pimpinan KPK diminta mencermati betul calon-calon dari Kejaksaan dan Kepolisian. Citra polisi dan jaksa di mata masyarakat yang masih memiliki nilai minus diminta menjadi bahan pertimbangan.

”Bagaimanapun citra kepolisian dan kejaksaan tidak terlalu baik. Pansel harus mewaspadai calon dari aparat penegak hukum,” kata anggota Badan Pekerja Indonesia Corruption Watch (ICW) Agus Susanto.

Ada dua calon dari penegak hukum Irjen Pol Aryanto Sutadi dan Jaksa Zulkarnain yang masuk dalam 10 besar calon pimpinan KPK. ICW berharap berharap Pansel benar-benar melihat rekam jejak kedua calon tersebut. ”Perlu dilihat aktivitas mereka selama bertugas dan bagaimana mereka dalam menangani kasus,” jelasnya.

Agus menilai Pansel jangan menjadikan penegak hukum sebagai syarat wajib dalam formasi pimpinan KPK. Bila berpatok pada UU tentu semua pimpinan KPK bisa menjadi penyidik dan penuntut. ”Jadi, tidak mesti dari kepolisian dan kejaksaan,” katanya.

Agus berharap pansel benar-benar melihat dengan cermat semua calon. Latar belakang dan aktivitas mereka semua harus menjadi pertimbangan. ”Nanti kami juga akan menyampaikan hasil investigasi kami ke publik atas para calon,” ungkapnya.

Satu-satunya Jaksa

Sementara itu, Kajati Sumbar Sutan Bagindo Fachmi, yang selama ini ramai diberitakan karena diancam mantan bendahara umum DPP Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, dinyatakan tidak lolos. Patrialis enggan menjelaskan alasan gugurnya sejumlah calon dalam seleksi, termasuk gagalnya Sutan Bagindo Fachmi yang konon terkait tudingan Nazaruddin. Dia menegaskan, pansel telah bekerja sesuai aturan dan telah melakukan penilaian seobjektif mungkin. ”Kami tidak mau mengatakan orang tidak lulus karena apa,” kata Patrialis.

Sutan Bagindo Fachmi menyatakan menghormati keputusan pansel pimpinan KPK. ”Ya, itu kan sudah pilihan pansel. Sudah bagus,” katanya.

Dia menyatakan tak merasa kegagalannya tersebut karena tudingan-tudingan Nazaruddin. ”Saya nggak berpikir ke arah itu. Sudah, positif saja menanggapinya,” katanya.

Menurut Fachmi, pansel sudah memilih 10 orang kandidat terbaik untuk mengikuti tahap seleksi berikutnya. ”Saya pikir itu yang terbaik di antara 17 peserta. Saya positif saja,” katanya.

Dia mengatakan dirinya tidak kecewa karena tidak lolos ke tahap wawancara karena merasa sudah berbuat maksimal dalam mengerjakan tes-tes sebelumnya. ”Tes lancar saja semua, tapi kalau nggak lolos ya nggak apa-apa,” tegasnya.

Sebelumnya, nama Sutan Bagindo Fachmi sempat ramai disebut karena munculnya tudingan Nazaruddin. Mantan bendahara umum PD ini menuding Fachmi pernah menyumbang Ketua Umum PD Anas Urbaningrum Rp 1 miliar untuk pelaksanaan kongres di Bandung.

Fachmi sudah membantah tudingan Nazaruddin. Bahkan, dia membuka kedok siapa Nazaruddin. Dalam kasus yang ditanganinya di Sumbar terkait pembangunan rumah sakit di Kabupaten Dharmasraya yang melibatkan perusahaan milik Nazaruddin, PT Anak Negeri, Fachmi mengaku sempat diancam Nazarudin melalui telepon agar menghentikan pengusutan kasus itu.

Sementara itu, Kejaksaan Agung (Kejagung) menyatakan prihatin atas gagalnya Sutan Bagindo Fachmi dalam seleksi pimpinan KPK tahap ketiga tersebut. ”Kami ikut prihatin sajalah,” kata Wakil Jaksa Agung Darmono.

Saat ditanya apakah kemungkinan terkait tudingan Nazaruddin bahwa jaksa Fachmi pernah memberikan sumbangan uang Rp 1 miliar kepada Anas Urbaningrum saat Kongres Partai Demokrat? Darmono mengaku tak tahu. Menurutnya, hanya Panitia Seleksi yang mengetahui alasannya.

”Saya tidak tahu, kalau itu yang punya kompetensi tim seleksi. Kemarin dari KPK juga tidak lolos, itu yang memberikan penilaian tim seleksi,” tegasnya.

Dia menilai panitia seleksi telah melakukan penilaian yang menyeluruh. Bisa dimungkinkan munculnya tudingan Nazaruddin tersebut ikut mempengaruhi penilaian. ”Jadi, mungkin semuanya dinilai. Kalau dianggap itu sebagai bagian daripada penghambat, bagian daripada hal yang bisa membatalkan peryaratan secara umum, itu yang punya kompetensi adalah tim seleksi,” tandas Darmono

Kini tinggal Zulkarnain satu-satunya calon pimpinan KPK dari unsur kejaksaan yang bertahan. Kejaksaan Agung menyambut baik hal itu dan berharap Zulkarnain bisa lolos hingga tahap akhir seleksi.

”Mudah-mudahan sampai akhir tetap ada perwakilan dari Kejaksaan,” kata Darmono.

Menurut dia, Zulkarnain memiliki rekam jejak tak bercela. Seperti diketahui, Zulkarnain kini menjabat sebagai Koordinator Staf Ahli Jaksa Agung. Jabatan Eselon I ini setara dengan para Jaksa Agung Muda di lingkungan Kejaksaan Agung. Zulkarnain pernah menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur dan juga Sekretaris Jaksa Agung Muda Intelijen.

”Ooh bagus, selama ini bagus. Selama ini saya melihat, yang saya tahu, belum ada cela. Kemudian kredibilitasnya bagus, dari teknis juga bagus,” jelasnya.

Namun, lanjut Darmono, penampilan Zulkarnain yang selalu terlihat kalem harus diperbaiki. ”Hanya mungkin penampilannya saja perlu digalakkan lagi. Dia terlalu kalem, tapi dari segi track record bagus, dari segi integritas, teknis, dan kompetensi juga bagus. Saya yakin, Zulkarnain akan mampu bersaing dengan calon-calon lainnya,” tandas Darmono. (J13,dtc-35)
 
Sumber: Suara Merdeka, 5 Agustus 2011

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan