Bagir Manan Dituding Korupsi

Himpunan Masyarakat untuk Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia berunjuk rasa di Gedung Mahkamah Agung, Jakarta, Kamis (17/3). Mereka menuding Ketua MA Bagir Manan melakukan korupsi, di antaranya dengan membiarkan proyek-proyek di MA berbau korupsi, kolusi dan nepotisme.

Secara terpisah, Ketua MA Bagir Manan menjelaskan bahwa aksi Himpunan Masyarakat untuk Hukum dan Hak Asasi Manusia (Humanis) itu sudah mencemarkan nama baiknya dan MA selaku institusi. Apa perlu kami bawa ke pengadilan atas penghinaan atau fitnah kepada saya? Itu harus saya bicarakan dengan teman-teman di MA. Tetapi berulang kali, yah itulah risiko jabatan. Akan tetapi kalau orang berbohong masak dibiarkan saja, katanya.

Proyek-proyek yang dituding Humanis berbau KKN itu, di antaranya tender proyek pagar, memakai pesawat pribadi konglomerat hitam, putranya mendirikan law firm Manan and Partners, serta membiarkan Ketua Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Utara Sarehwiyono dan Ketua PN Jakarta Pusat memperdagangkan hukum untuk memenuhi setoran ke Bagir.

Urusan pimpro
Bagir menegaskan tuduhan-tudunan itu tidak benar semua. Ia mencontohkan, tender proyek pengadaan pagar, Bagir mengatakan bahwa Ketua MA sama sekali tidak ada urusannya dengan anggaran. Itu urusan pimpro. Jadi Ketua MA tidak pernah tahu-menahu masalah itu. Dikatakan CV-nya kenal dengan saya, memangnya saya kurang kerjaan, apalagi hal-hal tidak boleh berurusan dengan saya, papar Bagir.

Soal kantor hukum putranya, Kemal Manan, Bagir menjelaskan bahwa ia baru tahu kantor putranya dari berita di koran-koran. Kemal bekerja di law firm jauh sebelum saya menjadi hakim. Lagi pula nonlitigasi, dia mengatakan tidak mau praktik di pengadilan. Waktu saya jadi hakim, saya stricted katakan pada Kemal, janji yah tidak ada urusannya sama pengadilan, kata Bagir tegas.

Ratusan massa yang berunjuk rasa tersebut datang ke Jalan Medan Merdeka Utara, depan Gedung MA, sekitar pukul 11.00, dengan menggunakan delapan bus Pluit Jaya dan sekitar 10 mobil. Mereka mengibarkan bendera-bendera Humanis. Massa yang mayoritas laki-laki itu menggunakan kaus bertuliskan Yaskum. Hanya sekitar 20 orang yang tidak menggunakan kaus Yaskum. Beberapa pria yang mengenakan kaus Yaskum menjelaskan bahwa Yaskum adalah Yayasan Karisma Usada Mustika.

Saat ditanya apa kaitannya dengan Humanis, mereka sama sekali tidak tahu apa itu Humanis. Ditanya untuk apa mereka berunjuk rasa, beberapa pria menjawab bahwa mereka diajak untuk berdemonstrasi masalah kenaikan harga bahan bakar minyak. (vin)

Sumber: Kompas, 18 Maret 2005

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan