Anggaran Tambahan TNI Belum Turun

Anggaran tambahan untuk Tentara Nasional Indonesia sebesar Rp 1,473 triliun yang diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan belum juga cair.

Anggaran tambahan untuk Tentara Nasional Indonesia sebesar Rp 1,473 triliun yang diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan belum juga cair. Pencairan masih menunggu otorisasi pejabat Departemen Keuangan, ujar Direktur Jenderal Perencanaan Sistem Pertahanan Departemen Pertahanan Laksamana Muda Yuwendi kepada Tempo di Jakarta kemarin.

Belum cairnya dana ini, menurut Yuwendi, mengakibatkan belanja peralatan militer yang sudah direncanakan belum dapat dilakukan. Namun, kami mentargetkan, pada akhir triwulan pertama tahun depan, kontrak pembelian, khususnya dari luar negeri, sudah selesai dan TNI dapat memiliki peralatan militer sesuai dengan alokasinya, katanya. Walaupun uang belum turun, Yuwendi mengakui, tender-tender pembelian peralatan militer sudah disiapkan.

Dari anggaran tambahan sebesar Rp 1,473 triliun ini, Markas Besar TNI mendapat alokasi dana Rp 175,9 miliar. Dana ini akan digunakan untuk pembelian peralatan khusus, antara lain global positioning system, night vision binoculars, dan alat bidik untuk senjata SS-1 sebesar Rp 26,3 miliar, senjata dan amunisi Rp 148,5 miliar, dan alat komunikasi Pasukan Pemukul Reaksi Cepat sebesar Rp 1 miliar.

TNI Angkatan Darat memperoleh alokasi Rp 376 miliar. Dana ini akan digunakan untuk pembelian peralatan optik Rp 37,7 miliar, suku cadang kendaraan tempur Rp 2 miliar, senjata dan amunisi Rp 83,6 miliar, kendaraan taktis Rp 63,3 miliar, dan pesawat Bell 412 dan Casa 212 dari PT Dirgantara Indonesia, serta untuk perbaikan suku cadang dan perlengkapan penerbangan TNI AD sebesar Rp 109,44 miliar.

TNI Angkatan Laut memperoleh anggaran Rp 413 miliar. Dari dana ini, Rp 390 miliar dipakai untuk membeli 1,5 set rudal Yukon. Sisanya digunakan untuk membeli radar, memperbaiki kapal-kapal patroli, dan membeli suku cadang. Sedangkan TNI Angkatan Udara, yang memperoleh porsi Rp 508 miliar, akan menggunakan Rp 280 miliar untuk membeli peralatan pesawat tempur. Selain itu, Rp 162 miliar dipakai untuk pembelian suku cadang pesawat angkut. FANNY FEBIANA

Sumber: Koran Tempo, 3 Oktober 2005

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan