Anggaran Pendidikan Kota Solo Dihamburkan

Alokasi anggaran pendidikan Kota Solo, Jawa Tengah, 2006 meningkat 19,82 persen lebih. Namun, kenaikan anggaran sebesar Rp 28 miliar lebih itu belum bisa membebaskan biaya pendidikan dasar. Pemerintah tidak punya rencana besar, akan dibawa ke mana arah pendidikan. Dinas pendidikan seperti syok dengan kenaikan anggaran yang fantastis ini, ujar Budi Hartanto, anggota Komisi IV DPRD Solo yang membidangi masalah pendidikan, kemarin.

Dalam rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja 2006, Pemerintah Kota Solo mengalokasikan Rp 173 miliar untuk pendidikan. Tahun sebelumnya, alokasi sektor ini hanya sebesar Rp 144 miliar. Kenaikan anggaran itu seiring dengan kenaikan perolehan dana alokasi umum (DAU) dan dana alokasi khusus (DAK) dari pemerintah pusat. Pemerintah Kota Solo memperoleh DAU Rp 334 miliar atau naik 53 persen dari sebelumnya yang hanya Rp 116 miliar.

Sedangkan untuk DAK, Pemerintah Kota Solo mendapat Rp 16 miliar lebih. Padahal tahun sebelumnya Solo tidak mendapatkan sama sekali. Selain itu, pendapatan asli daerah juga meningkat 19 persen. Tapi, sayangnya, untuk sektor pendidikan, Pemerintah Kota Solo tidak memiliki visi yang jelas. Anggaran sebesar itu justru dihabiskan untuk kegiatan yang tidak mendesak. Sebagian besar hanya untuk membiayai lomba-lomba saja, kata Budi.

Pos terbesar anggaran pendidikan adalah untuk membayar gaji guru dan perbaikan fasilitas pendidikan. Dalam catatan Budi, anggaran yang murni untuk membiayai program kegiatan hanya Rp 20,4 miliar. Jumlah ini jauh lebih besar dibanding tahun lalu yang hanya Rp 9 miliar.

Wakil Ketua Fraksi Keadilan Demokrat DPRD Solo M. Rodhi menganggap pemerintah tidak serius menyelenggarakan pendidikan. Ia bahkan menuding anggaran pendidikan dihambur-hamburkan. Melalui anggota fraksinya yang di Komisi IV, dia akan meminta agar dinas pendidikan menyusun ulang rencana kerja penggunaan anggarannya. Paling tidak biaya pendidikan menjadi makin murah kalau memang belum bisa menggratiskan, katanya.

Anggaran yang dianggap tidak perlu di antaranya adalah membiayai festival keroncong pelajar dan festival ketoprak pelajar. Padahal saat yang bersamaan dinas pendidikan juga menyelenggarakan pekan seni pelajar. Kami akan tanyakan apa sebenarnya yang hendak dicapai dinas dengan kegiatan semacam itu.

Kepala Dinas Pendidikan Kuswanto mengatakan tidak masuk akal dapat membebaskan biaya pendidikan semua siswa sekolah dasar di Solo yang jumlahnya mencapai 60 ribu orang dengan anggaran Rp 20,4 miliar. Menurut Kuswanto, untuk membebaskan biaya pendidikan, dibutuhkan dana Rp 16 miliar per tahun. Sebagian siswa, terutama yang tidak mampu, juga sudah gratis dengan bantuan operasional, kata dia.

Dia menampik tudingan pihaknya menghambur-hamburkan anggaran. Ia menunjuk pengalokasian anggaran Rp 3,3 miliar untuk beasiswa siswa yang berprestasi dan siswa miskin dari tingkat SD hingga SMP. Lomba-lomba itu diadakan justru untuk memotivasi agar siswa berprestasi, kata Kuswanto. imron rosyid

Sumber: Koran Tempo, 5 Desember 2005

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan