Amien Menangis di Yogyakarta; Yudhoyono kembali bantah terima uang dari tommy Winata [19/06/04]

Calon presiden Amien Rais tak kuasa menahan haru di depan puluhan ribu orang yang membanjiri tempat kampanyenya, Lapangan Denggung, Sleman, Yogyakarta, kemarin. Terus terang, saya menangis karena bangga, kata dia, yang disambut sorak riuh massa pendukungnya.

Amien yang didampingi istrinya di tempat kampanye memang tampak dielu-elukan massa. Para pendukung bahkan rela menunggu dua jam sebelum kedatangannya. Mobil yang membawa Amien merayap membelah kepadatan massa.

Begitu tiba di atas panggung, Amien langsung disambut pasukan Reog Ponorogo. Ia lalu dinaikkan ke kepala barong. Dipayungi lelaki berpakaian adat Jawa, Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu melambai-lambaikan tangan ke arah massa. Yogyakarta selama ini memang dikenal sebagai salah satu basis massa Amien.

Kampanye dipandu artis Dede Yusuf, anggota DPR terpilih dari PAN, dan diisi dua lagu oleh penyanyi balada Franky Sahilatua. Dede tampak larut melihat banyaknya massa yang memadati tempat kampanye. Ia menyebutkan, massa yang hadir di lapangan berjumlah 70 ribu orang. Namun, sembari tersenyum Amien kemudian meralatnya, Menurut saya, yang hadir di tempat ini paling tidak ada 120 ribu orang.

Amien hanya berpidato sekitar 10 menit. Di depan massa, ia berjanji akan bekerja keras bersama pasangannya, Siswono Yudohusodo, untuk memperbaiki keadaan bangsa yang memprihatinkan. Insya Allah, kami bisa memperbaiki kondisi bangsa ini, karena kami tidak punya beban masa lalu dan kami tidak pernah korupsi, ujarnya.

Di depan massa, Amien Rais juga berjanji akan memikirkan kepentingan rakyat kecil secara sungguh-sungguh. Ia mengaku keberpihakannya terhadap rakyat kecil bukan hal baru, karena ia dan Siswono juga berasal dari kalangan rakyat yang sama.

Di tengah-tengah pidatonya, Amien Rais secara khusus menyapa anggota PKS--dilihat dari atribut yang dibawanya--yang hadir di tempat kampanye. Walau yang di atas belum secara resmi mendukung, yang di bawah sudah bergabung dengan kita, katanya.

Kampanye selanjutnya lebih banyak diisi dengan kebulatan tekad dari berbagai kalangan, di antaranya Partai Bulan Bintang DIY, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia DIY, Gerakan Pemuda Ka'bah DIY, serta beberapa elemen lainnya. Dukungan juga diberikan oleh Partai Bintang Reformasi melalui pidato singkat yang disampaikan ketuanya, Zaenal Ma'arif. Menurut Zaenal, PBR mendukung pasangan Amien-Siswono karena selama ini rakyat Indonesia belum pernah merasakan kebahagiaan.

Siswono kemarin berkampanye secara terpisah di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Ia antara lain menemui sekitar 200 nelayan di pantai Dusun Aik Genit. Ia kemudian masuk ke rumah-rumah nelayan. Seperti kegiatan di kota-kota lain, Siswono juga mengunjungi pasar tradisional Kebun Rowek, Ampenan, Mataram.

Calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono kemarin berkampanye di Stadion Harapan Bangsa, pinggiran kota Banda Aceh. Di hadapan ribuan massa pendukungnya, ia berjanji akan menciptakan Aceh yang aman, damai, dan sejahtera. Menurut dia, gerakan separatis di Aceh tetap harus ditumpas, tetapi dengan cara-cara damai.

Kandidat dari Partai Demokrat itu juga bertemu kalangan ulama. Para ulama meminta Yudhoyono menunjuk ulama Aceh sebagai Menteri Agama jika terpilih. Pertemuan dihadiri sekitar 200 ulama, dan empat ulama diberi kesempatan untuk bertanya, yakni Abu Nasir Waly (mewakili pesisir Selatan Aceh), Teungku Yusuf Jeunien (pesisir Timur), Teungku Nurdin Thaiby, dan Teungku Hasril.

Ia juga sempat berdialog dengan 20 utusan perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa se-Aceh. Dalam pertemuan, Yudhoyono ditanya tentang rumor bahwa ia menerima bantuan dari CIA dan pengusaha Tomy Winata. Yudhoyono membantah kabar itu. Saya haram menerima bantuan yang tidak jelas, ujarnya.

Sementara itu, tiga orang yang mengaku wakil Forum Silaturahmi Korban Teror Komunis/PKI dan Aktivis Perlawanan terhadap Komunis/PKI kemarin menyatakan mendukung Wiranto-Salahuddin Wahid. Anis Abiyoso, yang mengaku ketua forum itu, menyatakan salut terhadap pasangan Wiranto-Salahuddin yang ia nilai berani menegakkan kebenaran dan tak gentar menghadapi isu-isu yang dilontarkan kaum komunis muda. heru cn/sujatmiko/supriyantho/yuswardi/fajar

Sumber: Koran Tempo, 19 Juni 2004

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan