Akrobat Gayus di Bandara

Baru sepekan menjadi pejabat pemberi cap di kantor Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pria lulusan Akademi Imigrasi 2008 itu harus berurusan dengan tim investigasi lolosnya Gayus ke Singapura dan Makau, Cina. J, 24 tahun, diduga polisi bertanggung jawab meloloskan Gayus di bandara kala itu.

Sumber Tempo di kantor Imigrasi mengungkapkan, J--anak Atase Imigrasi di sebuah negara bagian di Amerika Serikat--sebelumnya bertugas di Kantor Imigrasi Medan. Dia dipindahkan ke Kantor Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta sebagai pejabat Imigrasi bagian cap paspor. Tugasnya memeriksa orang-orang yang hendak ke luar negeri dan menstempel paspor yang clear.

Paspor Sony yang dipakai Gayus mestinya tidak diloloskan. Soalnya, J--dan para petugas cap--dengan gampang akan menemukan kejanggalan, bahkan tanpa harus kuliah dulu di akademi khusus. Sekadar contoh, masa berlaku paspor itu aneh: tertera 2010 sampai 2014, padahal paspor berlaku lima tahun.

Nah, gara-gara cap paspor itulah J terseret kasus Gayus. Ini karena setiap pejabat pemberi cap memegang stempel dengan nomor seri berbeda. "Ini yang tidak bisa dibohongi. Setiap pejabat bagian cap ini memiliki kode angka yang berbeda-beda. Pada paspor Gayus bisa dilihat dan dicek siapa pejabat Imigrasi yang memberi cap," kata pejabat Imigrasi yang meminta namanya tidak dikutip. Untuk kedatangan penumpang dari luar negeri, capnya berbentuk segi enam. Tapi cap itu juga memiliki nomor seri yang menunjukkan identitas petugas pemberi cap.

Toh, sejauh ini keterlibatan J belum jelas benar. Hingga berita ini disiapkan, J masih diperiksa di Badan Reserse Kriminal Mabes Polri.

Menurut sumber Tempo, bukan cuma stempel yang bisa dimainkan di Bandara Soekarno-Hatta. Di sana juga ada "jalan tikus". Inilah jalan istimewa yang bisa dipakai siapa saja yang berkepentingan, tentu saja dengan dibantu petugas. Gayus, ujarnya, bisa saja lewat jalan ini. "Dia (Gayus) melenggang saja, tidak melewati pemeriksaan paspor yang biasa, dan dia biasa saja menyamar," kata pejabat Imigrasi ini.

Kepala Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta, Dirman Sukardi, belum bisa diminta tanggapan soal informasi ini. Sejak kasus Gayus mencuat, ia sulit ditemui. Ponselnya setiap hari bernada "tulalit". Namun, kepada Tempo sebelumnya, Dirman mengatakan di Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta sudah dilakukan pemeriksaan terhadap petugas counter, supervisor, komandan unit, hingga Kepala Bidang Pendaratan Agus Wijaya, yang sudah dimutasikan di Kantor Imigrasi Banda Aceh. "Kalau dia (Agus) mencla-mencle, giliran saya yang diperiksa sebagai atasan," kata Dirman, Rabu pekan lalu. AYU CIPTA
 
Sumber: Koran Tempo, 19 Januari 2011

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan