Ajak Istri Dakwah di KPK

Datangnya bulan suci Ramadan memberikan arti tersendiri bagi Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) M. Jasin. Dia berharap agar momentum ini bisa menjadi kesempatan bagi semua pihak untuk tidak berbuat korup.

''Ramadan itu bulan suci. Jadi, kita mengingatkan bahwa korupsi itu dosa,'' kata Jasin tadi malam.

Langkah saling mengingatkan itu, kata Jasin, merupakan salah satu usaha pencegahan korupsi. KPK, lanjut dia, juga akan banyak melakukan pencegahan selama bulan Ramadan ini. Misalnya, melakukan sidak (inspeksi mendadak) ke tempat atau instansi-instansi layanan publik. ''Sambil mengingatkan antara yang hak dan yang batil,'' terangnya.

Meski begitu, upaya pencegahan itu tak berarti melupakan penindakan yang dilakukan KPK. Jasin menegaskan, KPK tidak akan kendur dalam menindak mereka yang sudah memiliki bukti kuat terlibat dalam tindak pidana korupsi. Dia mencontohkan, penahanan terhadap mantan Menteri Kesehatan Achmad Sujudi yang menjadi tersangka dalam kasus pengadaan alat kesehatan pada 2003. Kasus itu disebut merugikan negara Rp 91 miliar.

''KPK tetap konsisten dalam penegakan hukum. Tapi, memang di bulan Ramadan ini yang dikedepankan adalah pencegahan dengan mengingatkan secara moral,'' urai Jasin.

Upaya memberikan imbauan itu juga berlaku di kalangan internal lembaga antikorupsi tersebut. Jasin selalu menekankan kepada penyidik untuk terus bekerja secara profesional. Biasanya, imbauan-imbauan itu disampaikan saat dilakukan siraman rohani. Di luar bulan Ramadan, biasanya itu hanya dilakukan tiga kali seminggu. Maka, di bulan puasa ini, setiap hari diadakan siraman rohani.

''Kita lakukan dengan kegiatan-kegiatan keagamaan,'' kata Jasin. Secara rutin, ceramah dilakukan setelah salat Duhur berjamaah. Tidak hanya mendatangkan penceramah dari luar KPK, namun pimpinan KPK juga kebagian jatah untuk memberikan wejangan.

Jasin sendiri juga terlibat langsung sebagai penceramah. ''KPK ini lembaga yang dipercaya sehingga harus berhati-hati dalam menjaga lembaga. Jangan sampai mencoreng citra atau melemahkan KPK. Kita saling mengingatkan,'' urainya. Jamaah di KPK dinamai dengan Badan Amal Islam KPK (BAIK). ''Untuk nonmuslim juga ada,'' sambung dia.

Bukan hanya dirinya. Jasin juga mengajak istrinya, Wiwin Senapragana, menjadi penceramah. Kebetulan, Wiwin memang seorang ustadzah. Sebelumnya dia juga sering menjadi penceramah untuk jamaah perempuan yang ada di KPK. ''Tidak hanya mengingatkan orang lain, suaminya juga diingatkan,'' kata Jasin, lantas menyebutkan bahwa istrinya juga berceramah di beberapa instansi.

Praktik-praktik semacam itu, lanjut dia, dirasa cukup ampuh untuk membekali para pegawai di KPK. Apalagi, hal itu juga didukung dengan kode etik yang tegas, gaji yang cukup, serta pengawasan internal yang konsisten dan tidak tebang pilih.

Momentum Ramadan juga dijadikan ajang untuk mempererat silaturahmi antarpegawai di KPK, termasuk keluarganya. Misalnya, melalui kegiatan buka bersama. Setelah Ramadan, kegiatan halalbihalal juga dilakukan.

Bagaimana aktivitas penyidikan seperti penyadapan yang dilakukan pada bulan Ramadan? Jasin menegaskan, asal semua dilakukan sesuai ketentuan, tidak ada keraguan sedikit pun bagi KPK untuk melaksanakan tugas. Termasuk penyadapan. Asal dilakukan dengan didasari adanya indikasi tindak pidana, penyadapan akan jalan terus. ''Kalau asal menyadap, itu nguping. Di luar puasa juga salah kalau seperti itu,'' tegasnya. (fal/nw)

Sumber: Jawa Pos, 24 Agustus 2009

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan