Agus Condro Minta Sejumlah Politikus PDIP Jujur

Kasus Cek Perjalanan Terkait Pemenangan Miranda Goeltom

Agus Condro Prayitno, pelapor kasus cek perjalanan, meminta sejumlah politikus PDIP bersikap jujur. Agus yang juga mantan politikus PDIP merasa heran atas pengakuan Ketua Fraksi PDIP Tjahjo Kumolo yang tidak tahu-menahu penerimaan uang terkait pemenangan Miranda Goeltom sebagai deputi gubernur senior Bank Indonesia (DGS BI) pada 2004.

''Sikap Tjahjo aneh. Sebab, di PDIP tidak ada informasi yang disembunyikan dari pimpinan. Pasti Dudhie (Dudhie Makmun Murod, Red) ngomong ke Tjahjo atau Panda (Panda Nababan, Red) yang ngomong ke Tjahjo. Kurang logis kalau yang lain-lain terima, Tjahjo nggak terima,'' ungkap Agus ketika dihubungi wartawan kemarin (9/3).

Dalam sidang di Pengadilan Tipikor Senin lalu (8/3), surat dakwaan Dudhie (terdakwa kasus cek perjalanan) membeber aliran cek ke sejumlah anggota FPDIP periode 1999-2004. Penerima cek tersebut 19 politikus PDIP, termasuk Panda dan Emir Moeis. Tjahjo disebut-sebut menginstruksi seluruh anggota FPDIP untuk satu suara memilih Miranda. Tjahjo sendiri membantah tuduhan tersebut.

Agus mengungkapkan tidak tahu persis asal uang dalam bentuk travelers cheque Bank Internasional Indonesia (TC BII) tersebut. Mantan anggota DPR itu hanya menuturkan, pembagian cek tersebut dilakukan di ruang kerja Emir Moeis. ''Saya tidak tahu darimana dananya itu. Cuma ada yang bilang dananya sudah cair. Asumsinya ya dari Miranda. Tapi, asumsi kan tidak bisa menjadi bukti,'' katanya.

Namun, kata Agus, dalam pertemuan anggota FPDIP yang duduk di Komisi IX DPR (membidangi perbankan) sebelum pemilihan Miranda memang beredar rumor bahwa Miranda akan membagikan uang. Bahkan, lanjut dia, lewat pertemuan tersebut sempat terjadi tawar-menawar nilai nominal uang. ''Kalau nggak salah ingat, ada yang bilang begini, Miranda bersedia Rp 300 juta, tapi kalau Rp 500 juta, dia juga tidak keberatan. Seingat saya, itu yang ngomong Tjahjo,'' tambahnya.

Agus juga mengungkapkan, Panda yang merupakan penerima cek dengan nominal terbesar adalah politikus FPDIP yang paling akrab dengan Miranda. ''Dalam pertemuan itu, dia cium pipi kanan dan kiri. Padahal, yang lain hanya bersalaman,'' katanya.

Terkait sejumlah nama politikus PDIP yang disebut dalam sidang dakwaan kemarin, Agus menyoroti nama-nama seperti Emir Moeis, Tjahjo Kumolo, dan Panda Nababan. Agus meyakini, jika KPK sudah menemukan bukti-bukti yang cukup, semua otak pelaku kasus dugaan suap itu akan terjerat. ''Sepandai-pandai tupai melompat, akhirnya jatuh juga. Panda, Emir, dan Tjahjo selalu membantah. Tapi, nama mereka disebut dalam dakwaan. Makanya, jujurlah, untuk apa berbohong,'' ujarnya.

Sementara itu, KPK akan menindaklanjuti penyebutan nama-nama penerima cek perjalanan dalam rangka pemenangan pemilihan DGS BI Miranda. Wakil Ketua KPK Bidang Pencegahan M. Jasin mengungkapkan, penyidik akan memantau perkembangan di persidangan karena masih diperlukan bukti yang lebih kuat. Namun, tidak tertutup kemungkinan pemanggilan Agus Condro maupun Panda oleh KPK. ''Kita lihat saja, bergantung kepada pemeriksaan penyidik. Sementara surat dakwaan dalam sidang Dudhie bisa menjadi bukti,'' kata Jasin. (ken/agm)
Sumber: Jawa Pos, 10 Maret 2010

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan