Adhyaksa Dault Dituding Terima Rp 100 Juta
Adhyaksa Dault dituding menerima duit nonbujeter Departemen Kelautan dan Perikanan pada 7 Juni 2004. Nama yang mirip nama Menteri Pemuda dan Olahraga ini masuk daftar catatan pengeluaran dalam keterangan anggota staf Rokhmin Dahuri, Didi Sadili, pada berkas pemeriksaan Sekretaris Jenderal Departemen Kelautan dan Perikanan Andin H. Taryoto.
Namun, Menteri Pemuda dan Olahraga membantah nama yang tertulis dalam berkas itu dirinya. Itu catatan kacangan. Ada dua nama Adhyaksa dalam berkas itu, katanya ketika ditemui di kantornya di Jakarta kemarin.
Memang dalam berkas pemeriksaan Andin H. Taryoto, Adhyaksa Dault tertulis menerima duit nonbujeter sebesar Rp 100 juta pada 7 Juni 2004. Catatan ini masuk kesaksian Didi Sadili. Adapun dalam kesaksian Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri, tertulis nama Adhyaksa GOLKAR sebagai penerima duit dengan besar dan waktu penerimaan yang sama. (7 Juni) itu ulang tahun saya, kata Adhyaksa.
Kader Partai Keadilan Sejahtera ini mengatakan Komisi Pemberantasan Korupsi telah memberinya catatan tentang keterangan dalam berkas itu. Meskipun penyaluran itu berbarengan dengan hari kelahirannya, ia membantah tudingan penerima duit itu dirinya. Tidak pernah saya menerima dana itu, kata Adhyaksa.
Kemarin anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Slamet Effendi Yusuf, mengaku menerima dana nonbujeter Departemen Kelautan dan Perikanan sebesar Rp 20 juta kepada Komisi Pemberantasan Korupsi. Uang itu diberikan Pak Rokhmin (Dahuri) pada bulan puasa 2003, kata Slamet.
Berdasarkan data, Slamet tertulis menerima duit nonbujeter pada 12 Agustus 2002, bersama istri Rokhmin Dahuri dan Samuel Koto, dengan total Rp 25 juta. Pada 23 Maret 2004, nama Slamet kembali tercatat bersama transpor Santa, cash Rokhmin, dan Kiai Manarub dengan total Rp 62,5 juta. Slamet enggan dimintai konfirmasi mengenai data tersebut. Itu tidak benar, kata Ketua Badan Kehormatan DPR ini.
Slamet mengatakan duit Rp 20 juta digunakan untuk membangun pesantren dan masjid di Purwokerto. Kebetulan abah saya adalah tokoh agama dari Cirebon, katanya. Erwin Dariyanto | tito sianipar
Sumber: Koran Tempo, 28 Juni 2007