Ada Oknum Ingin Kejar Fee Penjualan Tanker Pertamina [17/06/04]

Penjualan dua kapal tanker raksasa jenis very large crude carrier (VLCC) milik Pertamina disinyalir merupakan permainan oknum yang ingin mendapatkan fee dari penjualan tersebut. Untuk itu, penjualan tanker tersebut sebaiknya ditunda hingga terbentuknya pemerintahan baru guna menentukan langkah terbaik.

Saya melihatnya ada oknum yang ingin mengejar fee. Saya juga merasa aneh kenapa rencana pembuatan dan penjualan dilakukan dalam tempo yang
tidak terlalu lama. Jangan-jangan karena ada oknum yang ingin mendapatkan fee, baik saat memesan maupun menjual tanker itu, kata anggota Komisi VIII DPR, Priyo Budi Santoso, dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (17/6/2004).

Namun sayangnya, anggota Fraksi Partai Golkar DPR tersebut enggan menyebut oknum dimaksud. Ketika disinggung apakah penjualan itu digagas kubu Megawati untuk mendapatkan dana kampanye, ia juga menolak berkomentar.

Sebelumnya, beredar rumor penjualan super tanker Pertamina itu dilakukan untuk menambal subsidi bahan bakar minyak (BBM) agar harga BBM tidak naik hingga Oktober mendatang. Pasalnya, harga BBM lokal seharusnya sudah naik karena pemerintah berpatokan pada harga minyak Singapura yang sudah naik signifikan menyusul melonjaknya harga minyak dunia hingga menyentuh level US$ 42 per barel.

Rumor itu juga menyebut rencana penjualan tanker Pertamina tersebut merupakan strategi kubu Megawati untuk memenangkan pemilihan presiden 5 Juli mendatang. Alasannya jelas, jika harga BBM naik, maka itu bisa menjadi batu sandungan bagi Megawati untuk meraih kursi RI-1.

Terhadap isu tersebut, Priyo tak sependapat. Menurutnya, kecil kemungkinan penjualan tanker ditujukan untuk membiayai subsidi BBM. Dalam pandangannya, penjualan itu semata dilakukan untuk menambah cash flow Pertamina yang saat ini sedang morat-marit. Jadi kalau buat subsidi BBM, saya kira tidak ada dasarnya, demikian Priyo Budi Santoso.

Untuk diketahui, sebuah perusahaan tanker yang bermarkas di Bermuda, Amerika Tengah, Frontline, telah ditetapkan menjadi pemenang tender penjualan dua tanker raksasa milik Pertamina yang kini masih dirakit oleh Hyundai Heavy Industries, Korea Selatan. Nilai kontrak yang disepakati sebesar US$ 184 juta atau setara dengan Rp 1,5 triliun.(ani)Reporter: Anita Hendranugraha

Sumber:detikcom - Jakarta, Kamis, 17/06/2004 13:20 WIB

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan