Ada Gerakan Gagalkan Pemberantasan Korupsi; Presiden Panggil Semua Gubenur

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan ada gerakan yang berusaha menggagalkan upaya pemberantasan korupsi. Gerakan itu melibatkan penyelenggara pemerintahan, birokrat, dan pengusaha.

Menurut Presiden, gerakan itu sudah tidak dapat berlaku seperti dulu, yang dapat melakukan apa saja. Kepala Negara minta semua pihak untuk melanjutkan terus upaya besar pemberantasan korupsi tersebut.

''Bagi mereka yang korupsi pasti akan terkena dan cenderung melawan. Sementara bagi yang tidak korupsi justru akan senang dan bekerja semangat. Pengusaha yang berpikiran bersih juga akan senang karena dapat berusaha dengan sehat tanpa dipungli (pungutan liar), dan tidak akan kalah dengan pengusaha yang KKN,'' kata Presiden saat membuka Musyawarah Nasional Khusus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, di Istana Negara, Jakarta, kemarin.

Presiden mengaku menerima sejumlah pesan singkat (SMS) atau surat yang menilai pemberantasan korupsi yang terlalu cepat hanya akan membuat perekonomian lumpuh, sehingga membuat susah rakyat.

Ada juga SMS yang menilai akibat pemeriksaan terhadap bank tertentu, hanya membuat rakyat takut mengajukan kredit, atau dunia perbankan khawatir dalam menyalurkan kredit.

Presiden menambahkan, ada pula yang menilai pemberantasan penyelundupan justru mengakibatkan berkurangnya barang impor di pasaran. Sementara pemberantasan illegal logging dinilai hanya menyebabkan kelangkaan kayu.

''Itu semua saya baca dan saya dengar. Barangkali untuk jangka pendek ada shock, karena dulu pengusaha kayu legal tidak bisa bersaing dengan yang ilegal,'' ungkap Yudhoyono.

Pemerintah terus akan mengejar koruptor buron yang sudah dikenai hukuman.

''Ada 12 tokoh. Tujuh di antaranya sudah diketahui di negara mana mereka. Mudah-mudahan makin ke depan makin ketemu kota-kotanya,'' tegas Presiden.

Laporan benar

Dalam kesempatan itu Presiden tidak lupa meminta kepada seluruh gubernur agar tidak memberikan laporan dengan tujuan hanya agar presiden menjadi senang.

''Besok lusa (Kamis) saya akan mengumpulkan semua gubernur. Saya ingin dilapori dengan gamblang potret provinsi-nya masing-masing,'' kata Presiden.

Pernyataan itu disampaikan Presiden menanggapi masih terdapatnya kasus kelaparan seperti terjadi di NTB dan NTT. Presiden juga meminta kepada pers agar meliput penjelasan dari mereka yang mengemban amanah rakyat dan pemerintah pusat, para menteri juga akan melakukan hal sama.

''Mengapa tiba-tiba ada kasus kekurangan gizi, busung lapar, dan polio. Saya berharap agar perguruan tinggi di Mataram dan NTT meneliti mengapa terjadi kasus seperti itu. Apakah pola makan, kultur atau karena memang betul-betul kekurangan pangan luar biasa,'' tutur Kepala Negara.

Presiden memerintahkan Menko Kesra Alwi Shihab terjun langsung ke kantong-kantong kemiskinan yang dilanda busung lapar di NTT dan NTB.

''Perintah Presiden adalah deteksi dini, apa yang dapat dilakukan sebelum terjadi busung lapar, seperti dihadapi daerah tertentu, juga menjadi tanggung jawab pemda, gubernur, bupati juga ditekankan untuk itu,''tegas Alwi usai sidang kabinet tadi malam.

Sementara itu, korban tewas akibat busung lapar di NTT bertambah lima orang lagi. Kepala Biro Bina Sosial Setda NTT Fransiskus Salem mengatakan korban tewas di Sumba Timur sebanyak tiga orang. Sedangkan dua lagi meninggal setelah menjalani perawatan di RSU WZ Johanes, Kupang.

Kedua penderita yang meninggal di RSU Johanes tersebut adalah Debi Henuk 13, asal Kecamatan Rote Barat Laut, dan Andri, 2, asal Desa Naibonat, Kecamatan Kupang Timur. (Hnr/Tia/PO/VI/KB/X-8)

Sumber: Media Indonesia, 8 Juni 2005

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan