Sekolah Anti Korupsi (SAKTI) Tanah Papua

Sakti Papua 2020
Sakti Papua 2020

Persoalan korupsi kini tidak lagi melibatkan mereka yang berusia tua. Fakta menunjukkan bahwa korupsi telah menjangkiti mereka yang berusia muda. Pergeseran pelaku korupsi tersebut menurut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terlihat dari kasus yang ditangani1, ada Angelina Sondakh, Zumi Zola, Nazarudin, dan Anas Urbaningrum.

Data di atas merupakan anak-anak muda yang sudah menjadi pelaku korupsi dan ditangani KPK. Namun masih ada banyak orang muda lainnya yang memiliki potensi melakukan tindakan korup. Baru saja terdengar kabar dari Istana Negara bahwa salah satu Staff Khusus Milenial Presiden Jokowi terlibat dalam praktek konflik kepentingan (conflict of interest-CoI).2 Kejadian tersebut membuka mata, bahwa perilaku korup sangat mungkin dilakukan siapapun yang berada pada pusaran kekuasaan, termasuk orang-orang muda.

Padahal di sisi yang lain, pemuda diharapkan dapat melalukan perubahan sistemik dan menjadi garda terdepan dalam agenda pemberantasan korupsi. Maka, upaya melahirkan generasi baru antikorupsi -khususnya di generasi milenial- menjadi penting untuk dilakukan. Berangkat dari banyak keresahan, Indonesia Corruption Wacth (ICW) menginisiasi kegiatan Sekolah Antikorupsi (SAKTI) bagi para pemuda.

Kegiatan SAKTI sudah mulai berjalan sejak tahun 2013. Berlanjut di tahun 2015, 2017, 2018 dan 2019. Lebih dari 100 pemuda dari seluruh Indonesia sudah terlibat dan menjadi agen antikorupsi baru. Bahkan pada tahun 2018, ICW telah membuat SAKTI untuk Aparat Sipil Negara di Jakarta, SAKTI Guru dan SAKTI Aparatur Desa di Larantuka, Nusa Tenggara Timur.

Beberapa dari alumni SAKTI saat ini fokus pada kegiatan antikorupsi. Misalnya Korneles Materay, alumni SAKTI 2017 yang kini bekerja di Bung Hatta Anticorruption Award. Selain itu, Korneles seringkali menulis di media massa terkait isu-isu hukum dan antikorupsi. Selain Korneles, adapula Maharadi alumni SAKTI 2013. Setelah kembali ke daerahnya di Gayo, Aceh, Maharadi mendirikan Jaringan Antikorupsi Gayo (Jang-Ko). Tak jarang, Jang-Ko mengkritisi pemerintah Kabupaten Gayo terkait anggaran dan transparansi.

Adapula Alfin Nurul Firdaus dari Pasuruan, alumni SAKTI 2017. Setelah kembali ke daerahnya, Alfin kemudian mendirikan Pasuruan Youth Foundation. Lembaga ini fokus memberikan pendidikan informal yang terjangkau bagi berbagai komunitas di Pasuruan dan masyarakat umum. Meski tidak bersentuhan langsung dengan isu antikorupsi, bagi Alfin, ilmu yang didapatkan ketika SAKTI bermanfaat ketika yayasannnya akan menerima pendanaan. Alfin bisa memahami dengan baik seperti apa yang termasuk dalam suap dan gratifikasi.

Selain Alfin, ada Maryam Alumni SAKTI 2017 dari Palu. Berbekal ilmu dari kuliah dan pendalaman saat SAKTI, kini Maryam menjadi bagian tim divisi riset dan advokasi di Sikola Mombine (Sekolah Perempuan). Maryam juga kerap melakukan advokasi terhadap kasus kekerasan pada perempuan dan anak di Palu.

Berangkat dari evaluasi pelaksanaan SAKTI sejak 2013, ICW berinisiatif mengembangkan strategi baru penyelenggaraan SAKTI dimana pada tahun 2019, desain SAKTI berbasis kebutuhan lokal. Untuk pertama kalinya, model SAKTI baru diperkenalkan di Provinsi Bali. Anak-anak muda Bali yang terdiri dari berbagai latar belakang bergabung dalam SAKTI dan kini mereka memiliki organisasi pemantau korupsi bernama AMMBAK (Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Bali Antikorupsi) di bawah naungan Balebengong, sebuah organisasi swadaya masyarakat Bali yang menaruh perhatian pada isu perubahan sosial dan jurnalisme warga.

Peran AMMBAK sejauh ini terlibat dalam penyikapan isu antikorupsi. Misalnya pada isu #reformasidikorupsi di akhir tahun 2019. AMMBAK melakukan pengorganisiran beberapa lembaga di Bali untuk bergerak melakukan aksi bersama menolak rancangan Undang-Undang yang dianggap ngawur. AMMBAK pun kerap melakukan kajian dan diskusi dengan banyak mahasiswa di kampus. Termasuk menggalang kampanye untuk media sosial. Selain itu, kegiatan lainnya alumni SAKTI Bali ialah melakukan pemantauan dan analisis anggaran dana desa. Keberadaan AMMBAK menjadi menarik, mengingat sebagai organ baru tetapi bisa diterima oleh mahasiswa dan masyarakat Bali.

Pentingnya Papua dan Papua Barat sebagai wilayah penyelenggaraan SAKTI Pemuda tidak terlepas dari kenyataan cukup tingginya angka korupsi yang terjadi di Papua, sekaligus sebagai bagian dari upaya ICW untuk memeratakan pengembangan kapasitas anak muda dan pembentukan kader antikorupsi. Selain itu, proyek infrastruktur yang tengah masif dilakukan oleh pemerintah di Papua dan Papua Barat atas dukungan Jakarta bisa menjadi ladang korupsi. Demikian halnya, angka kejahatan sektor kehutanan dan SDA di Papua menjadi salah satu pertimbangan penting penyelenggaraan SAKTI di Papua.

ICW bekerjasama dengan mitra di Papua, Mnukwar dan KIPRa mengadakan Sekolah Antikorupsi (SAKTI) di Timur Indonesia yang akan dilaksanakan di dua wilayah, yaitu di Papua dan Papua Barat.

SAKTI akan mengajak masing-masing 20 orang anak muda yang berdomisili di Papua dan Papua barat yang akan mengikuti pelatihan selama 5 hari. Dalam pelaksanaan SAKTI, peserta akan belajar dan berbagi materi menarik mengenai bagaimana korupsi terjadi, dampak, dan cara mencegahnya.

Dalam seleksi SAKTI, ICW mengedepankan keseimbangan gender. ICW akan mengutamakan mereka yang sulit mendapatkan akses dan membuka kuota 50% bagi perempuan untuk terlibat

 

SYARAT PESERTA

  • Berdomisili di Papua dan Papua Barat.

  • Umur 18-35 Tahun

  • Melampirkan syarat administrasi dengan lengkap

  • Mengikuti dan lulus seluruh tahapan seleksi

 

SYARAT ADMINISTRASI dan CARA MENDAFTAR

  • Mengirimkan tulisan singkat mengenai alasan “mengapa kamu ingin mendaftarkan diri dalam program SAKTI Tanah Papua dan apa harapan kamu tentang gerakan antikorupsi khususnya di Tanah Papua?. Minimal 200 kata, dikirimkan dalam format PDF 

  • Mengirimkan data riwayat diri (curiculum vitae) disertai foto diri dalam format PDF. susunan data riwayat diri dapat diunduh di https://bit.ly/cvsakti

  • Mengirimkan surat rekomendasi dari perorangan atau lembaga (pemerintah, PTN, PTS, atau organisasi masyarakat) dalam format PDF

  • Unggah ketiga dokumen di atas dan isi formulir pendaftaran dalam link formulir berikut
    Peserta Papua : bit.ly/formsaktipapua
    Peserta Papua Barat : bit.ly/formsaktipapuabarat

  • Mengisi formulir paling lambat Jumat, 31 Juli 2020 Pukul 24.00 WIT

  

PELAKSANAAN SAKTI

Papua Barat, 2-6 September 2020 (tentatif)

Papua, 8-12 September 2020 (tentatif)

 

TAHAPAN SELEKSI

● Tahap I: Seleksi Administrasi (minggu I Agustus 2020)

● Tahap II: Seleksi online via Akademi.antikorupsi.org (Kelas Pengantar Antikorupsi) (minggu I-II Agustus 2020 )

● Tahap III: Seleksi Wawancara (minggu III-IV Agustus 2020)

 

INFORMASI LENGKAP

Hubungi emaill sakti(at)antikorupsi.org

 

KETERANGAN

*Program ini tidak dipungut biaya (GRATIS)

**Biaya akomodasi akan ditanggung   penyelenggara

***Jadwal pelaksanaan dapat berubah tergantung kondisi Pandemic COVID19

 


1 Pelaku korupsi jauh lebih muda: https://kumparan.com/kumparannews/kpk-pelaku-korupsi-sekarang-jauh-lebih-muda

2 Staf Khusus Presiden RI Jadi Sorotan: https://nasional.tempo.co/read/1331677/staf-khusus-presiden-jadi-sorotan-ini-daftar-perusahaan-mereka/full&view=ok

 

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan