Aktivis Desak Polisi Buka Pemilik Rekening Gendut

Gabungan aktivis lembaga swadaya masyarakat kemarin mendatangi Markas Besar Kepolisian RI. Mereka mendesak Polri membuka identitas sejumlah perwira tinggi pemilik rekening ganjil kepada masyarakat. Namun upaya para aktivis itu menemui jalan buntu.

“Tidak ada titik temu antara kami dan Polri,” kata Agus Suryanto, anggota Divisi Investigasi Indonesia Corruption Watch, setelah bertemu dengan Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Edward Aritonang kemarin sore. “Prinsip kami berbeda.”

Selain aktivis ICW, yang mendatangi Markas Besar Polri adalah perwakilan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Imparsial, serta Jaringan Masyarakat Sipil untuk Kebebasan Informasi Publik

Polisi, menurut Agus, lagi-lagi berdalih bahwa Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik dan Undang-Undang Perbankan menyatakan mereka berhak menyimpan rapat-rapat identitas para pemilik rekening.

Mentok di Markas Besar Polri, para aktivis tak putus asa. Mereka akan mengadu ke Komisi Informasi Pusat untuk memaksa polisi membuka identitas pemilik rekening.

Para aktivis juga mempertanyakan hasil pengusutan kasus pelemparan bom molotov ke halaman kantor majalah Tempo, tak lama setelah majalah itu menulis laporan tentang rekening gendut milik perwira polisi.

Menurut Koordinator Divisi Politik dan Hukum Kontras Edwin Partogi, juru bicara Polri Edward Aritonang justru mengatakan banyak keganjilan dalam kasus molotov itu. "Botol bom molotov dalam keadaan tegak saat ditemukan," kata Edwin menirukan Edward.

Penasihat hukum Tempo, Darwin Aritonang, mengatakan pernyataan Edward justru terkesan aneh dan mengada-ada. "Bom molotov itu dilempar. Kalau diletakkan, tidak mungkin meledak," ujar Darwin melalui telepon tadi malam. "Jangan sampai karena polisi belum bisa mengungkap kasus bom molotov itu, lalu keluar statemen yang membingungkan itu."

Bagian dokumentasi Tempo masih menyimpan foto yang diambil beberapa saat setelah bom molotov meledak, sebelum tim polisi datang. Dari foto itu terlihat jelas bahwa sebuah botol minuman energi yang tidak pecah posisinya tergeletak, bukan berdiri seperti dalam keterangan Edward.Mustafa Silalahi | AGUNG SEDAYU | Jajang
 
Sumber: Koran Tempo, 3 Agustus 2010

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan